Rabu, 18 Januari 2012

Alam Pikiran Manusia

A.PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik,seperti ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi dengan lingkungannya.


B.HAKEKAT MANUSIA DAN SIFAT KEINGINTAHUANNYA

Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan utnuk selaluberbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.

1. Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya.
Manusia sebagai makhlukyang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain :
a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana ( Homo sapiens ) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c) Manusia dapat berbicara ( Homo Langues ) baik secara lisan maupun tulisan.
d) Manusia dapat hidup bermasyarakat ( Homo sosius ) dan berbudaya ( Homo Humanis ).
e) Manusia dapat mengadakan usaha ( Homo Economicus )
f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama ( Homo religious )


2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknnya Ilmu Pengetahuan Alam





Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angina, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah “pengetahuan” dari burung tadi. Burung juga memiliki “pengetahuan” bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai “Idle Curiousity” atau “Instinct” Instink itu berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu “kemampuan berpikir” dengan kata lain “curiousity-nya” tidak “idle” tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang “apa”-nya, mereka juga ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang. Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya.
Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu manusia terhadap alam semesta ini . jawaban tehadap berbagai banya pertanyaan manusia terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.

3. Sifat Keingintahuan Manusia
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati . Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu .
Cara memperoleh sains semu ( pseudo sains ), antara lain :
1. Mitos
2. Wahyu
3. Otoritas dan tradisi
4. Prasangka
5. Intuisi
6. Penemuan kebetulan
7. Cara – coba – ralat

Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola piker yang lebih maju dari pola piki motos ,dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional .Aliran ini disebut rasionalisme.
Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum ( Premis mayor ) menuju ke yang khusus ( Premis Minor )
Dasa metode ilmiah sekarang adalah metode induksi ,yang intinya adalah nahwa pengambilan keputusan dan kesimpilan dilakukan berdasarkan data pengaamatan atau eksperimen.

C. PERKEMBANGAN MANUSIA DAN TUBUH MANUSIA
Fisik manusia mengalami proses pertumbuhan sedikit demi sedikit. Tubuh manusia mulai berkembang sejak dari rahim ibunya sampai manusia tersebut dilahirkan dan terus berkembang sampai masa dewasa. Perkembangan fisik tubuh manusia ini dapat mengarah ke bentuk tubuh pria dan wanita, tergantung pada tipe kromosom sel tubuhnya. Perubahan Morfologis wanita pada masa fubertas berbeda dengan laki –laki ,seperti pinggul membesar,pinggang meramping ,terbentuknnya payudara serta datnagnya siklus haid.Perbedaan bentuk dan genital itu dapat dimaklumi ,ini diciptakan karena masing-masing mempunyai peran biologis yang berbeda.

Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri :
1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan.
4. Memiliki potensi berkembang biak
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinterkasi dengan lingkungan
7. Mati

Tegaknya jalan manusia, dengan kepalanya tertonggok di atas badannya dengan baik, maka perkembangan otaknya baik. Tempurung kepala manusia relatif lebih besar dibandingkan dengan binatang menyusui lainnya yang jalannya masih horizontal. Manusia memiliki sistem syaraf sentral yang berpusat di otaknya, di samping sistem syaraf periferi yang ada di seluruh tubuh. Selain secara biologis keadaan otak manusia demikian, otak perlu selalu memperoleh latihan berpikir terus menerus , sehingga memiliki ketajaman.
Dalam kondisi otak demikianlah, manusia memiliki sifat ingin tahu. Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keingintahunan : apa sesungguhnya (know why). Seseorang merasa kurang puas, bila apa yang ingin diketahui tidak terjawab. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalnya benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia menjelang masuk TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi maka mungkin akan muncul pertanyaan lain yaitu “mengapa” pensil dapat digunakan untuk menulis. Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan usia saat pertanyaan itu diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus hasrat ingintahunya terjawab.
Pada anak remaja rasa ingin tahu membuatnya gelisah dan berusaha keras dan akhirnya ia dapat tahu, sedangkan di kalangan ilmuwan keingintahuannya mendorongnya terus, sehingga teka-teki yang ada dalam otaknya dapat terjawab.

D. PERKEMBANGAN SIFAT DAN PIKIRAN MANUSIA

Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat terbang seperti burung, tidak dapat berenang secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat seperti gajah, dan sebagainya, tetapi dengan akal budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya terus berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari “bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.

E. SEJARAH PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MANUSIA

Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.” Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagaibocornya atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu).
Suatu pola pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam semesta yang belum terungkap.

RANGKUMAN
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai “rasa ingin tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle curiousity” atau “instinct.” Segala aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan “pengetahuan”-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang “apa,” “bagaimana” dan “mengapa” demikian.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Metode Pembelajaran


 BAB I
PENDAHULUAN

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Penggunaan metode yang tepat dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid, dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid. Dan dengan penggunaan metode mengajar yang tepat guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat diperanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah ciri dari metode yang dapat digunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka model pembelajaran harus menarik dan dapat memotivasi siswa.

BAB II
METODE-METODE MENGAJAR


1.      Metode Seminar
Metode seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu sidang yang berusaha membahas / mengupas masalah-masalah atau hal-hal tertentu dalam rangka mencari jalan memecahkannya atau mencari pedoman pelaksanaanya.
Kelebihan metode seminar :
a.       Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah yang diseminarkan.
b.      Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya.
c.       Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah.
d.      Terpupuknya kerja sama antar peserta.
e.       Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat.
Kelemahan Metode Seminar :
a.       Memerlukan waktu yang lama.
b.      Peserta menjadi kurang aktif.
c.       Membutuhkan penataan ruang tersendiri.
(Drs. Ing. S. Ulihbukit Karo-Karo. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV Saudara)

2.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan cara lisan menyajikan bahan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Kelebihan metode tanya jawab :
a.       Guru dapat mengetahui penguasaan pelajar terhadap bahan yang telah disajikan.
b.      Dapat digunakan untuk menyelidiki pembicaraan-pembicaaraan untuk menyemangatkan pelajar.
Kelemahan metode tanya jawab :
a.       Guru hanya memberikan giliran pada pelajar tertentu saja.
b.      Hanya dikuasai oleh siswa yang pandai.
(Drs. Ing. S. Ulihbukit Karo-Karo. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV.Saudara)

3.      Metode Katekesmus
Metode katekesmus merupakan suatu cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan.
Kelebihan metode katekesmus :
a.       Keseragamaan dan kemurnian pengetahuan akan terjamin.
b.      Memudahkan cara mengajar guru karena pelajaran telah tertulis dalam buku.
Kelemahan metode katekesmus :
a.       Daya jiwa yang dikembangkan hanya ingatan atas jawaban tertentu saja.
b.      Kurang memberi rangsangan pada siswa karena bahan sudah tersedia baik pada guru maupun siswa.
c.       Inisiatif para siswa terkekang.
(Drs. Ing. S. Ulihbukit Karo-Karo. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV. Saudara)

4.      Metode Prileksi
Metode prileksi merupakan suatu cara menyajikan pelajaran dengan menggunakan bahasa lisan, menyuruh para pelajar mendiskusikan, menganalisa, membanding-bandingkan dan akhirnya menarik kesimpulan dari apa yang disajikan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Kelebihan metode prileksi :
a.       Pelajar dan guru sama-sama aktif.
b.      Menimbulkan kompetisi yang sehat antar siswa.
Kelemahan metode prileksi :
a.         Banyak waktu yang digunakan.
b.        Kecekatan dan pengetahuan banyak dituntut dari guru dan siswa.
(Drs. Ing. S. Ulihbukit Karo-Karo. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV. Saudara)
5.      Metode Proyek
Metode proyek adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran yaitu pelajar dihadapkan kepada hal tertentu untuk mempelajari dalam rangka mewujudkan tujuan belajar.
Kelebihan metode proyek :
a.       Pelajar menjadi aktif.
b.      Terbentuk pribadi yang bulat dan harmonis.
Kekurangan metode proyek :
a.       Menghabiskan banyak waktu.
b.      Harus ada persiapan yang mantap.
(Drs. Ing. S. Ulihbukit Karo-Karo. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV.Saudara)

6.      Metode Mengajar Berprogama
Metode mengajar berprogama adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan alat tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran.
Kelebihan metode berprogama :
a.       Pelajar menjadi aktif karena ikut memperagakan alat tersebut.
b.      Pelajar akan cepat mengetahui hasil dan kelemahannya.
Kelemahan metode berprogama :
a.       Suka menyusun programa dari setiap mata pelajaran.
b.      Memproduksi alat-alat pengajar membutuhkan biaya dan tenaga yang mahal dan banyak.
c.       Teaching machine itu tidak dapat merasakan apa yang dirasakan pelajar.
(Drs. Ing. S. Ulihbukit Karo-Karo. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV. Saudara)

7.      Metode Musyawarah
Metode musyawarah adalah cara menyajikan bahan pelajaran melalui perundingan untuk mencapai musyawarah bersama.
Kelebihan metode musyawarah :
a.       Memperluas dan memperdalam pengetahuan pelajar tentang pokok yang telah dimusyawarahkan.
b.      Memupuk dan membina kerjasama serta toleransi.
c.       Dapat terintegrasi mata pelajaran-mata pelajaran.
d.      Mudah dilaksanakan.
e.       Baik digunakan untuk saling bertukar pikiran.
Kelemahan metode musyawarah :
a.       Memakan waktu yang banyak.
b.      Sukar dilaksanakan untuk pelajar yang masih duduk di kelas rendah sekolah dasar, karena mereka belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak.
c.       Hasil musyawarah belum tentu benar.
(Drs. Ing. S. Ulihbukit Karo-Karo. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV. Saudara)

8.      Metode Mengajar Non Directive
Metode mengajar non direktive merupakan salah satu metode mengajar dimana siswa melakukan observasi mereka sendiri mampu melakukan analisis mereka sendiri dan mampu berfikir sendiri.
Kelebihan metode non direktive :
a.       Guru memberi permasalahan yang merangsang proses berfikir siswa sehingga obyek belajar berkembang sesuai yang diharapkan.
b.      Siswa menemukan sendiri pengetahuan yang digalinya aktif berfikir dan menguasahi pengertian yang baik.
Kelemahan metode non direktive :
a.       Terjadi perbedaan pemahaman karena tingkat intelektual dan cara berfikir siswa berbeda.
b.      Seorang guru setiap saat harus .mengoreksi cara berfikir siswa agar tidak keliru dalam memahami suatu hal
(Nana Sujana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta)

  1. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh pelajar (setelah dikelompok-kelompokkan) mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran. Mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas.
Kelebihan metode kerja kelompok :
a.       Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka.
b.      Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan kemampuan para siswa.
c.       Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih menggunakan ketrampilan bertanya dalam membahas suatu masalah.
d.      Mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan ketrampilan berdiskusi.
Kelemahan metode kerja kelompok :
a.       Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
b.      Keberhasilan strategi ini tergantung kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri-sendiri.
c.       Kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan daya guna mengajar yang berbeda pula.
(Drs. Roestiyah NK. 1991.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta)

10.  Metode Kerja Lapangan
Metode kerja lapangan merupakan metode mengajar dengan mengajak siswa ke dalam suatu tempat di luar sekolah yang bertujuan tidak hanya sekedar observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun turut aktif ke lapangan kerja agar siswa dapat menghayati sendiri serta bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada dalam masyarakat.
Kelebihan metode kerja lapangan :
a.    Siswa mendapat kesempatan untuk langsung aktif bekerja dilapangan sehingga memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja.
b.      Siswa menemukan pengertian pemahaman dari pekerjaan itu mengenai kebaikan maupun kekurangannya.
Kelemahaan metode kerja lapangan :
a.       Waktu terbatas tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang mendalam dan penguasaan pengetahuan yang terbatas.
b.      Untuk kerja lapangan perlu biaya yang banyak. Tempat praktek yang jauh dari sekolah shingga guru perlu meninjau dan mempersiapkan  terlebih dahulu.
c.       Tidak tersedianya trainer guru/pelatih yang ahli.
(Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta)

11.  Metode Sumbang Saran
Sumbang saran merupakan suatu cara mengajar dengan mengutarakan suatu masalah ke kelas oleh guru kemudian siswa menjawab mengemukakan pendapat /jawaban dan komentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru.
Kelebihan metode sumbang saran :
a.       Suasana disiplin dan demokratis dapat tumbuh.
b.      Anak-anak aktif untuk menyatakan pendapatnya.
c.       Melatih siswa untuk berfikir dengan cepat dan tersusun logis.
d.      Merangsang siswa untuk selalu berpendapat yang berhubungan dengan masalah uang diberikan oleh guru.
e.       Terjadi persaingan yang sehat.
f.       Meningkatkan partisipasi siwa dalam menerima pelajaran.
g.      Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
Kelemahan metode sumbang saran :
a.       Guru kurang memberi waktu kepada siswa untuk berfikir yang baik.
b.      Anak yang kurang selalu ketinggalan.
c.       Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai.
d.      Guru hanya menampang pendapat-pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
(Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rieka Cipta)

12.  Metode Unit Teaching
Metode unit teaching merupakan metode mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai belajar secara unit.
Kelebihan metode unit teaching :
a.       Siswa dapat menggunakan sumber-sumber materi pelajaran secara luas.
b.      Siswa dapat belajar keseluruhan sesuai bakat.
c.       Suasana kelas lebih demokratis.

Kelemahan metode unit teaching :
a.       Dalam melaksanakan unit perlu keahlian dan ketekunan.
b.      Perhatian guru harus lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja siswa.
c.       Perencanaan unit yang tidak mudah.
d.      Memerlukan ahli yang betul-betul menguasai masalah karena semua masalah yang belum tentu dapat dijadikan unit.
(Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rieka Cipta)

13.  Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru.
Kelebihan metode eksperimen :
a.       Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah.
b.      Mereka lebih aktif berfikir dan membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.
c.       Siswa dalam melaksanakan eksperimen selain memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta ketrampilan menggunakan alat-alat percobaan.
Kelemahan metode eksperimen :
a.           Seorang guru harus benar-benar menguasai materi yang diamati dan harus mampu me-manage siswanya.
b.          Memerlukan waktu dan biaya yang sedikit lebih dibandingkan yang lain.
(Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta)

14.  Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peran merupakan suatu metode mengajar dimana siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia
Kelebihan metode sosiodrama dan bermain peran :
a.       Siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran.
b.      Karena mereka bermain peran sendiri, maka mudah memahami masalah-masalah sosial tersebut.
c.       Bagi siswa dengan bermain peran sebagai orang lain, maka ia dapat menempatkan diri seperti watak orang lain itu.
d.      Ia dapat merasakan perasaan orang lain sehingga menumbuhkan sikap saling perhatian.
Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peran :
a.       Bila guru tidak menguasai tujuan instrusional penggunaan teknik ini untuk sesuatu unit pelajaran, maka sosiodrama tidak akan berhasil.
b.      Dalam hubungan antar manusia selalu memperhatikan norma-norma kaidah sosial, adat istiadat, kebiasaan, dan keyakinan seseorang jangan sampai ditinggalkan sehingga tidak menyinggung perasaan seseorang.
c.       Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, maka akan mangacaukan berlangsungnya sosiodrama.
(Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta)

15.  Metode Kasus
Metode kasus merupakan metode penyajian pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang ditemui anak sebagai bahan pelajaran kemudian kasus tersebut dibahas bersama untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.
Kelebihan metode kasus :
a.       Siwa dapat mengetahui dengan pengamatan yang sempurna tentang gambaran yang nyata yang betul-betul terjadi dalam hidupnya sehingga mereka dapat mempelajari dengan penuh perhatian dan lebih terperinci persoalannya.
b.      Dengan mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam mengatasi situasi tertentu mereka lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak cara untuk pengamatan dan pencarian jalan keluar itu.
c.       Siswa mendapat pengetahuan dasar atau sebab-sebab yang melandasi kasus tersebut.
d.      Membantu siswa dalam mengembangkan intelektual dan ketrampilan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.
Kelemahan metode kasus :
a.       Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus yang ditemui dan petunjuk cara pemecahannya yang diperlukan siswa.
b.      Banyak waktu yang digunakan untuk diskusi.
c.       Untuk kegiatan kelompok membutuhkan fasilitas fisik yang lebih banyak.
(Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta)

16.  Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.
Kelebihan metode demonstrasi :
a.       Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan.
b.      Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh yang konkrit.
c.       Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
d.      Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung. 
Kelemahan metode demonstrasi :
a.       Bila alatnya terlalu kecil atau penempatannya kurang tepat menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa.
b.      Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus atau berjalan tergesa-gesa.
(Drs. Roestiyah NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta)



17.  Metode Inquiry
Metode inquiry adalah teknik pengajaran guru di depan kelas dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya di dalam kelompok kemudian dibuat laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.
Kelebihan metode inquiry :
a.       Mendorong siswa untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur, dan terbuka.
b.      Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
c.       Dapat membentuk dan mengembangkan sel konsep pada diri siswa.
d.      Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi belajar yang baru.
e.       Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
Kelemahan metode inquiry :
a.       Siswa perlu memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk berfikir memperoleh pengertian tentang konsep.
b.      Tidak dapat diterapkan secara efektif pada semua tingkatan kelas.
c.       Tidak semua guru/instruktur mampu menerapkannya.
d.      Terlalau menekankan aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif.